Pertemuan/kegiatan kali ini turut di hadiri Babinsa & Bhabinkamtibmas Nguter, ketua TP-PKK se kec. Nguter, UPTD & kepala desa Se kec.Nguter. Bpk Sukatman, S. Sos, MM (Camat Nguter) menyampaikan "Kami mengharapkan melalui kegiatan lintas sektor ini mampu memberikan edukasi dan pemahaman pada masyarakat agar memahami perihal penyakit stunting dan lainya yang ada di wilayah Kec Nguter," ungkap pak Camat Nguter.
Tujuan lokakarya ini adalah tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat secara terpadu.untuk mendapatkan dukungan dan masukan dari lintas sektoral dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. Kepada masyarakat untuk jangan ragu memberikan informasi kepada petugas terkait sebagai bahan masukan untuk kemajuan dan kepercayaan masyarakat dalam pelayanan di bidang kesehatan.
Untuk itu perlu dijelaskan nanti manfaat bersama dari upaya pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. " Dalam menangani masalah kesehatan, terutama perihal stunting diharapkan kerjasama antar lintas sektor Babinsa, Babinkamtibmas,puskesmas, lurah dengan memberikan edukasi dan pemahaman agar masyarakat memenuhi " Ucap Camat Nguter.
Adapun penyampaian dari dr.Sugeng Triono (Kapuskes Kec Nguter) yaitu mengenai Jumlah angka stunting sangat tinggi, hanya ada 3 desa yang tidak melebihi target (Jangglengan, Kepuh, Celep) untuk 13 desa yang lain angka stunting sudah melebihi target.
Capaian Desa perihal penanganan stunting d wilayah Kec. Nguter ada 6 desa yang belum terpenuhi ( Lawu,Pengkol, Serut, Plesan, Kedungwinong, Pondok) untuk desa yang lain Alhamdulillah sudah terpenuhi.
Prioritas masalah yang ada di puskesmas Nguter antara lain yaitu prevalensi stunting pada balita, balita naik berat badannya, penderitaan hipertensi usia 15 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan standar, Penderita diabetes meletus usia 15 tahun ke atas, ibu hamil yang dites(deteksi dini)HIV,sifilis, HBs Ag, Imunisasi lanjutan pada anak usia SD (kelas 1 & 2), Imunisasi lanjutan pada WUS, persentase orang dengan resiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar, KB aktif( Contraceptive Prevalence)
